Unas dan Lembaga Bimbingan Belajar
Oleh: Sumardi
Membaca kolom Jati Diri di Jawa Pos (Rabu, 23 Mei 2012) yang berjudul “Menanti Unas Tak Lagi Menjadi Momok” tampaknya menarik untuk dicermati. Kolom itu telah membuat banyak kalangan, terutama para guru dan mungkin orang tua, terbelalak dan sekaligus termenung. Ketika suatu masa Unas akan segera datang, tidak sedikit siswa dan orang tua yang ramai-ramai mendatangi Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) guna memanfaatkan jasa bimbingan belajar yang ditawarkan LBB itu agar siswa (anak didik) itu bisa lulus Unas dan bahkan lolos masuk perguruan tinggi yang diidamkan. Fakta memang menunjukkan bahwa tidak sedikit siswa yang memanfaatkan jasa LBB itu ternyata lulus Unas. Dari sini sebuah justifikasi kemudian mucul bahwa eksistensi LBB lebih dipercaya bisa ‘membuat’ siswa lulus Unas daripada sekolah. Sebagian kalangan pun kemudian berasumsi bahwa pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah tidak dipercaya bisa mengatasi soal-soal yang muncul di lembar Unas. Justifikasi inilah yang membuat kalangan guru terbelalak dan kemudian termemung. Mungkinkah keberadaanya di sekolah benar-benar tidak dipercaya hanya untuk sekedar mengantarkan para siswa lulus Unas? Apakah benar menjamurnya LBB itu sebagai indikator kegagalan guru di sekolah dalam mendidik siswa? Read More…
Recent Comments